Dr. Herdi Sahrasad: HOS Tjokroaminoto Merupakan Peletak Dasar Nasionalisme Modern Bangsa Indonesia.

“HOS Tjokroaminoto adalah peletak dasar Nasionalisme Modern dalam dunia pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebagai Ketua Syarikat Islam yang merupakan organisasi pergerakan level Nasional telah meruntuhkan sekat-sekat primordialsme yang dibangun oleh Boedi Utomo.” demikia ungkap Dr. Herdi Sahrasad dalam Webinar Nasional Refleksi 139 tahun HOS Tjokroaminoto yang digelar oleh Guru Bangsa Institute (16/08/2021)

Lebih lanjut Herdi Sahrasad yang menulis buku Satu Guru Tiga Ideologi mengungkapkan bahwa HOS Tjokroaminoto oleh orang jawa disebut sebagai Ratu Adil, yaitu pemimpin yang adil, pemimpin yang memahami apa penderitaan rakyatnya, pemimpin yang siap mengambil resiko terburuk dari kepemimpinannya.

“HOS Tjokroaminoto dalam terminology Jawa di sebut sebagai “wong gedhe,” yaitu orang yang memiliki perjuangan besar, kata-kata dan gagasan  besar, dan memiliki cita-cita besar.” ujar Dosen Universitas Paramadina Jakarta ini

“Yang paling penting harus dipahami oleh generasi Millenial hari ini adalah beliau merupakan penulis, jurnalis dan pemikir. Dia memimpin Koran fajar Asia. Kelak tradisi intelektualnya sebagai aktfisis pergerakan diteruskan oleh Soekarno, Semaoun, Muso, dan Kartosuwiryo” pungkasnya.

Dr. Herdi Sahrasad, Penulis buku Satu Guru Tiga Ideologi

Baca juga: HOS Tjokroaminoto adalah cerminan dan teladan bagi Generasi Millenial

Sementara Mufti Ali, Ph.D dalam pemaparannya mengatakan bahwa Pergerakan Syarikat Islam di Banten telah terjadi jauh sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan di sinyalir, Banten merupakan daerah yang paling banyak dan cepat perkembangan jumlah anggota Syarikat Islam.

 “Di Banten, trah perjuangan Syarikat Islam telah  dimulai sejak KH. Ahmad Chotib. Dimana tokoh-tokoh SI Banten adalah juga tokoh pendiri provisnis Banten. KH Ahmad Khotib 1963 mendirikan Panitia Pembentukan Provinsi Banten” ujar Mufti Ali.

Diakhir webinar Isbatullah Alibasja selaku Founder Rumah Peradaban Banten, mengatakan bahwa memahami pemikiran dan perjuangan HOS Tjokroaminoto tidak cukup membaca konteks yang berkembang dijamanya saat itu, tetapi pasti ada kondisi dan latarbelakang historis yang mempengaruhi dan membentuk pergerakan dan perjuangan HOS Tjokroaminoto. (red)

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *